Wednesday, May 30, 2012

Mengelola Keuangan Keluarga Dengan Baik

Sebagai pasangan baru Anda dan pasangan pasti masih harus banyak melakukan penyesuaian termasuk dalam mengelola keuangan keluarga. Uang memang harus dikelola dengan baik, karena jika tidak nantinya bisa menimbulkan masalah dalam keluarga Anda.

Bahkan menurut Dr. Judy Kuriansky, penulis The Complete Idiot’s Guide to a Healthy Relationship, uang adalah salah satu dari tiga hal yang merupakan sumber masalah dalam sebuah keluarga. Dua sumber lainnya adalah seks dan pengasuhan anak.

Dr. Judy memberikan tips bagaimana mengelola keuangan keluarga. Tips ini bisa Anda intip, tentunya untuk menghindari masalah keuangan yang bisa muncul kemudian hari.

  1. Uang untuk merayakan hari besar. Perayaan hari besar baik hari raya keagamaan, ulang tahun atau hari istimewa lainnya pasti membutuhkan sejumlah uang. Anda pasangan harus sepakat seberapa besar uang yang dialokasikan untuk merayakannya. Tentunya dengan mempertimbangkan keperluan pokok, sehingga uang yang dikeluarkan untuk hari raya tidak menggangu anggaran pokok lain.

  2. Pengangguran, atau pemberhentian sementara. Status penggangguran atau diberhentikan sementara secara otomatis menimbulkan masalah keuangan. Selain itu, tentu saja berpengaruh pada menurunnya rasa percaya diri dan menimbulkan emosi mudah terpancing. Jika hal tersebut melanda Anda atau pasangan sebaiknya diskusikan langkah-langkah penghematan yang bisa diambil. Hal itu untuk menghindari terjadinya pertengkaran yang di picu perbedaan pendapat dalam pengeluaran.

  3. Promosi, dan kenaikan gaji. “Promosi dan kenaikan gaji pun bisa menjadi sumber masalah dalam keluarga,” kata Dr Judy. Anda dan pasangan harus membuat rencana keuangan agar uang yang kelebihan uang yang masuk bisa digunakan dengan baik dan tidak terbuang percuma tanpa bekas.

  4. Kebutuhan anak-anak, hiburan, pendidikan dan rekreasi. Kebutuhan tersebut adalah tentunya harus dipenuhi, dan jangan mengabaikan kebutuhan rekreasi dan hiburan, Karena hal itu bisa mendekatkan Anda dan anak-anak. Untuk itu, buatlah anggaran untuk rekreasi dan liburan bersama keluarga. Ajarkan juga anak-anak untuk mengelola uang jajan mereka.

  5. Rumah, mobil, apartemen. Ketika membeli rumah, mobil atau barang mewah lainnya sebaiknya pikirkan tidak hanya masalah materi tetapi juga emosi. Pengeluaran yang besar tentu berimplikasi pada banyak hal termasuk pengeluaran Anda selanjutnya. Untuk itu, jangan membuat keputusan yang hanya memikirkan diri sendiri saja, pertimbangkan juga kepentingan pasangan. (vivanews.com)

4 Tips Hindari Bertengkar Akibat Uang

Uang memang menjadi isu yang sensitif dalam sebuah kehidupan perkawinan, tak hanya di hampir seluruh negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju. Tak mengherankan bila masa krisis seperti saat ini bisa menyebabkan sejumlah pasangan rumah tangga kelabakan dalam mengelola uang dan berakhir pada stres.

Seperti VIVAnews kutip dari Shine, 1 Agustus 2009, sekitar 30 persen warga Amerika Serikat mengatakan resesi telah menambah tingkat stres mereka yang secara langsung maupun tak langsung berdampak pada kehidupan perkawinannya. Persentase terbesar diikuti Perancis sebesar 24 persen, Kanada sekitar 23 persen, dan Jerman sebesar 12 persen.

Ketimbang membedah lebih jauh mengapa warga Amerika lebih ‘menderita’ daripada negara lain, lebih baik kita menyimak sejumlah tips agar Anda bisa terhindar dari masalah rumah tangga yang disebabkan oleh uang. Berikut empat tips jitu untuk menjaga hubungan baik perkawinan dan hubungan bersama pasangan di masa krisis:

Komunikasi dan kejujuran

Di tengah krisis, alangkah pentingnya bila Anda lebih sering berkomunikasi dengan pasangan Anda, tak hanya membicarakan hubungan itu sendiri, tetapi juga soal finansial. Di sinilah waktu yang tepat untuk masing-masing lebih terbuka dan jujur. Ini perlu untuk memudahkan Anda berdua pasangan lebih mudah menghadapi masalah finansial nantinya.

Bekerja sama sebagai satu tim

Ketika dilanda stres, Anda akan dengan gampangnya menyalahkan dan menyerang pasangan Anda, terlebih lagi bila Anda sedang ‘bokek’. Jalan terbaik adalah memastikan Anda berdua berada di pola pikir yang sama, tidak terpisah, dan bekerja sama dalam menyelesaikan semua masalah Anda.

Jangan terlalu sering berkhayal

Berkhayal ataupun membayangkan hal-hal menyenangkan yang belum bisa Anda lakukan atau dapatkan justru akan menambah tingkat stres dan depresi Anda. Jangan terbuai dengan apa yang Anda belum punya, tetapi fokuslah pada apa yang bisa Anda lakukan dan yang Anda mau untuk masa mendatang. Hal ini lebih realistis.

Tetap semangat dan gembira

Ingatkah momen-momen yang pernah Anda lalui bersama pasangan ketika pertama kali bertemu dulu dan jatuh cinta? Coba bawa kembali kesenangan-kesenangan yang pernah dirasakan bersama itu ke masa krisis sekarang ini. Meskipun sekarang ini, Anda sudah tidak sebebas dulu dalam menghabiskan uang, tunjukkanlah ‘sihir’ Anda kepada pasangan yang membuatnya terpesona, seminggu atau sebulan sekali. Jika ‘sihir’ itu adalah membawa kembali atmosfer hubungan intim pertama bersama pasangan, itu terserah Anda. Mungkin memang bukan yang terbaik, tetapi setidaknya dari situ Anda bisa mendapatkan ide baru. (vivanews.com)

Kenapa Wanita Indonesia Tak Mandiri

Hasil survey Citibank Indonesia dalam Citi Fin-Q (Financial Quotient) 2009 yang melibatkan responden wanita menunjukkan bahwa separuh wanita Indonesia tidak mempunyai rencana keuangan.

"Sebagian yang telah mempunyai rencanapun belum tentu melaksanakan rencana keuangannya," ujar Sonitha Poernomo, Vice President Corporate Affairs Head, Citibank N.A. dalam siaran pers yang diterima VIVAnews, 20 April 2010.

Padahal, kata dia, memperingatin Hari Kartini, semangat pahlawan wanita itu dicerminkan melalui peran wanita Indonesia dalam bentuk pergerakan hak dan keadilan yang diekspresikan di kehidupan ekonomi, sosial dan politik, namun untuk permasalahan keuangan, boleh dibilang para kaum hawa tidak memiliki kompetensi yang sepadan..

Lantas, mengapa wanita Indonesia belum mandiri secara finansial? Berikut 5 alasan utama:

1. Terbuai Asmara

Pada umumnya, saat memasuki jenjang pernikahan, wanita mempersilakan pria untuk bertanggung jawab soal keuangan. Banyak wanita yang diajarkan, bahkan bercita-cita untuk bergantung semata pada pasangannya. Kaum pria sering dianggap lebih memiliki kemampuan untuk memperoleh penghasilan dan bertahan dalam kondisi sulit (survive) sementara wanita tidak.

Dalam beberapa kebiasaan ataupun tradisi yang dianut di Indonesia, wanita dituntut untuk menurut saja pada suami dengan imbalan proteksi dari segi keuangan. Ketergantungan ini membuat wanita tidak siap jika pasangan mereka kehilangan pekerjaan, mengalami kecelakaan, atau meninggal dunia – sehingga menyebabkan seorang istri harus mengasuh dan membesarkan anak seorang diri.

Untuk itu hidup di zaman sekarang, wanita semakin dituntut untuk mandiri dan saling mendukung dalam kehidupan berkeluarga.

2. Terlalu Muda Untuk Menabung

Pada saat masih berusia muda, umumnya wanita tidak menaruh prioritas untuk menabung demi masa depan. Wanita lebih mementingkan pengeluaran untuk memperbaiki penampilan dan memperoleh hal-hal yang tidak dimilikinya saat masa kanak-kanak. Kecenderungan ini pada akhirnya menjurus pada kebiasaan belanja kompulsif. Dengan berjalannya waktu, jumlah pengeluaran semakin meningkat dan semakin sulit untuk menciptakan kebiasaan menabung.

Hal yang terbaik untuk mengajarkan nilai uang pada generasi muda adalah dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk mulai bekerja selepas usia remaja dan membiasakan mengelola keuangan pribadi.

3. Tergoda Belanja & Terlilit Utang

Iklan dan promosi untuk kecantikan, fashion dan kebutuhan rumah tangga semakin meningkatkan selera belanja wanita. Hal ini membuat para wanita merasa bahwa mereka memiliki kendali terhadap pengeluaran, tetapi sayangnya belanja kompulsif ini semakin menggali utang lebih dalam.

4. Terintimidasi Sukses

Walaupun tingkat penghasilan wanita cenderung lebih rendah daripada pria, kaum wanita terus memperjuangkannya di dunia kerja. Namun kesuksesan di dunia kerja dapat membawa keretakan pada hubungan rumah tangga. Wanita yang memiliki penghasilan lebih tinggi dari pasangan, tangkas menangani pengeluaran dan mengendalikan uang rumah tangga sering dianggap agresif dan tidak feminin baik di mata laki-laki maupun sesama wanita. Untuk menjaga hubungan rumah tangga, terdapat sejumlah wanita yang merelakan hak finansialnya demi keutuhan keluarga.

5. Terdorong untuk Membantu Orang Lain

Wanita selalu mengutamakan suami, anak, orangtua, anggota keluarga bahkan orang-orang yang tidak mampu. Membantu orang lain memberikan rasa bermanfaat dan rasa senang karena telah berbuat baik pada orang lain. Terkadang wanita melupakan dirinya sendiri, sehingga pengeluaran untuk orang lain terus berjalan dan hal ini sangat berbahaya jika ia dan keluarga terlilit utang.

Untuk melanjutkan semangat Kartini guna menciptakan kemandirian wanita Indonesia, maka seyogyanya wanita memperhatikan pengelolaan keuangan. Perlu dilakukan skala prioritas dalam mengatur pengeluaran sehari-hari, sehingga sebisa mungkin mementingkan fungsi daripada sekedar gengsi. Wanita perlu menanam kebiasaan menabung dan berinvestasi, menyiapkan dana darurat dan hidup seimbang dengan mementingkan kebutuhan pribadi dan keluarga. (vivanews.com)

Mengapa Menabung Sejak Dini Sangat Penting

Mempunyai tabungan sejak dini merupakan salah satu cara untuk merancang masa depan anak. Hal tersebut menjadi penting di tengah semakin mahalnya biaya hidup saat ini.

Menanamkan sifat menabung, khususnya bagi anak-anak memang sangat sulit. Untuk itu peran aktif orangtua sangat penting.

General Manager Dana dan Jasa PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Widodo Januarso menilai, jika orangtua tidak aktif mendorong anaknya menabung, sifat itu tidak akan tumbuh dengan sendirinya.

"Kalau dulu kan kita pakai celengan, konvensional. Sekarang kalau mau bikin tabungan orangtuanya harus teken," ujarnya kepada VIVAnews di acara Nonton Bareng Thomas and Friends dan Penarikan Undian Tabungan BRI Junio berhadiah, di Jakarta.

Dia mengungkapkan, selain untuk jangka panjang, tabungan anak bisa juga sebagai asuransi bagi sang buah hati. "Ini penting untuk masa depan anak dalam jangka panjang," katanya.

Pola konvesional seperti itu yang menjadi tantangan terbesar bagi orangtua untuk menumbuhkan menabung bagi anak-anak. "Sekarang minat menabung masih kecil, dan kalau dibiarkan akan semakin menurun," ujar Widodo.

Alasan lain, mengenalkan anak menabung di bank merupakan salah satu bentuk upaya orangtua dalam mengenalkan anak-anak terhadap teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini. "Saya punya anak laki-laki, kalau ke ATM dia bawa sendiri, colok sendiri, kelihatan bangga dengan saldonya," katanya.

BRI sebagai salah satu bank BUMN terbesar, menurutnya menyediakan solusi bagi orangtua guna menumbuhkan sejak dini minat menabung. Tabungan BRI Junior menurutnya memberikan akses bagi anak-anak agar mempunyai tabungan sejak dini, tetapi tentunya dengan pengawasan orangtua.

"Kami sudah survei, ternyata di kota-kota besar para orangtua ini memberikan jajan yang cukup besar," ungkapnya. "Seandainya sebagian untuk menabung kan bagus."

Tabungan anak yang mulai dipromosikan BRI sejak Mei 2009 itu peminatnya terus meningkat. Hal tersebukti dari jumlah transaksi tabungan yang meningkat tiap tahunnya.

"Triwulan pertama itu transaksinya Rp1,3 triliun, dengan penabung 500 ribu nasabah. Tahun ini kami targetkan Rp2 triliun dengan nasabah satu juta," katanya.

Untuk itu ke depannya akan terus meningkatkan pelayanan tabungan tersebut dengan memperluas interkoneksi fasilitas tabungan, membuat komunitas nasabah dengan menggandeng karakter-karakter kartun terkenal sebagai pemicu meningkatnya nasabah cilik.

Dengan upaya ini, dia berharap minat menabung generasi muda Indonesia akan terus meningkat. Sehingga pola perencanaan anggaran di masyarakat semakin tertata dengan baik.(vivanews.com)

Tuesday, May 22, 2012

Primbon Jawa

gara2 dsuruh mpok gw cari hari klahiran versi jawa dia apa.....gw jadi tertarik wt liat ramalan-ramalan tntang gw sendiri....mank c gw gag percaya tapi tetep aja gw buka.....kayak gni neyh isi'a....




------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Anda termasuk tipe yang sensitif. Mungkin karena takut disakiti,  anda selalu melindungi perasaan anda. Hati dan pikiran anda mungkin  cukup dalam, tetapi terkadang orang lain menganggap anda tertutup.  Barangkali anda telah mengembangkan penilaian yang tajam terhadap  baik-buruknya watak manusia. Dengan bakat ini, anda dapat menjadi  seorang diplomat yang piawai -- atau malahan seorang manipulator yang  licik! Yang jelas, anda selalu berusaha terlihat baik didepan  teman-teman anda. Walaupun anda mungkin saja mengambil cara yang tidak  langsung atau menunggu saat yang tepat, tetapi lama-lama anda pasti  merebut kesempatan untuk memamerkan kelebihan anda, entah dari segi  material ataupun intelektual.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------



hahahaha...percaya gag percaya c...bukannya gw sombong lho!!! gw cuma kikir gag lebih!!! SUMPAH....qlo gw bo'ong gw berani kaya mendadak....
tp pas mpok gw liat malah bilang "bner tuh im....lo banget....wah..wah harus hati2 neyh gw ma lo,trnyata lo kayak gtu ya"gggrrrrrr(jngan percaya ma ramalan2 kayak gtu,mending bagus hasil'a...qlo jelek jngan d percaya ye,qlo bagus percaya2 ajalah...mumpung gy seneng) tapi dari hati kecil gw itu mank bner sich....hahahaha....gw akuin itulah gw....intelektual gw mank tinggi (sekali lagi gw gag sombong)




meski sedikit tampan yg menyerupai nampan....tapi gw gag pernah sombong (gag ada maksud sombong lho!!!)...meski gw berintelek tinggi tp gw gag pernah umbar-umbar koq....sumpah gw gag pernah sombong...qlo gw memang punya intelektual yg tinggi....ini gw bukan sombong....sekali lagi GAG SOMBONG....

-------------------------------END-----------------------------------